Pendapatan Pertamina Terjun 2 Angka
Minyak dan gas Pertamina raksasa melihat baris atas terjun oleh lebih dari 40 persen harga minyak tetap di bawah tekanan sepanjang tahun lalu. Perusahaan negara mengumumkan pada hari Selasa bahwa pendapatannya turun secara signifikan 40.3 persen menjadi US$ 41.76 miliar pada tahun 2015 dari $70 miliar pada tahun 2014.
Hal ini disebabkan oleh risiko harga minyak jatuh. Tahun kemudian melihat kedua harga West Texas Intermediate (WTI) dan Brent Crude Sink tingkat terburuk mereka. WTI, misalnya, turun lebih dari 30 persen berakhir di $38.10 per barel, sementara Brent menurun lebih dari 36 persen menjadi $37.90 per barel. Meskipun penurunan harga, Pertamina Presiden Direktur Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa itu berhasil menjaga kepala di atas air, didukung oleh banyak sekali langkah-langkah efisiensi dan likuidasi berkelanjutan unit Pertamina Energi Trading Ltd (Petral).
Ia mengklaim bahwa langkah-langkah yang telah membantu perusahaan menyelamatkan profitabilitas, meninggalkan bottom line nya Rp 1,42 milyar, sekitar tingkat yang sama tercatat pada tahun 2014. "Pertamina tampak menyerupai sebuah anomali antara perusahaan lain yang sepertinya mempunyai pengalaman slowdowns dua digit. Pertamina penurunan ini hanya sedikit,"katanya, menambahkan bahwa itu bisa mempertahankan jumlah pekerja yang juga.
Data yang disediakan oleh Pertamina menyampaikan bahwa beberapa raksasa lainnya minyak dan gas mengalami dramatis penurunan keuntungan higienis mereka. Laba higienis Royal Shell Belanda menurunkan sampai 80 persen menjadi $3,8 miliar tahun lalu, sementara Chevron pada dasarnya turun 76 persen menjadi $4,6 miliar pada periode yang sama. Sementara itu, meskipun posting setetes dalam pendapatan, Pertamina ialah bisa meningkatkan produksi minyak dan gas tahun lalu.
Produksi minyak mentah naik 11 persen menjadi 606,700 barel minyak per hari (bopd) dan produksi gas meningkat 18 persen untuk 1,9 milyar standar kaki kubik per hari (bscfd). Ia juga berhasil meningkatkan produksi energi geothermal dengan 8 persen, menambahkan setara 3,056.82 gigawatt jam listrik. Berkat produksi lebih tinggi, Pertamina berakhir 2015 dengan 3,898 ribu barel setara minyak penggantian cadangan minyak dan gas.
Kenaikan produksi hulu ialah buah dari keputusan untuk mengalokasikan sebagian besar yang belanja modal untuk sektor hulu. "Kami berhasil meningkatkan produksi bahkan dengan harga minyak rendah," Pertamina Hulu sutradara menyampaikan Syamsu Alam. Peningkatan produksi Pertamina ialah benar-benar baik informasi untuk negara menyerupai itu mengantisipasi peningkatan seruan minyak untuk bopd 1,6 juta tahun ini.
Streak beruntung terus dengan memasukkan 2016 dengan produksi yang lebih tinggi. Selama kuartal pertama tahun ini, produksi minyak sebesar 306,250 bopd, peningkatan tahunan 14.5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015. Bagian dari sosok berasal dari produksi di luar negeri di Irak, Aljazair dan Malaysia. Pada ketika yang sama, produksi gas meningkat juga, 22.2 persen setiap tahun untuk 1,98 bscfd.
Sementara itu, energi dan Mineral sumber daya Menteri Sudirman menyampaikan bertemu dengan Menteri minyak Iran Bijan N. Zangeneh pada Selasa sebagai tindak lanjut perjanjian antara Pertamina dan nasional Iran minyak perusahaan (NIOC). NIOC telah oke untuk memasok 88,000 ton elpiji dari Iran ke Indonesia awal tahun ini dan angka akan secara sedikit demi sedikit meningkatkan 500.000 ton 2017. Sudirman menambahkan bahwa Iran juga telah menyatakan minat dalam berinvestasi lebih dalam sektor kilang Indonesia.
Lihat juga produk terbaru Agen BandarQ
Hal ini disebabkan oleh risiko harga minyak jatuh. Tahun kemudian melihat kedua harga West Texas Intermediate (WTI) dan Brent Crude Sink tingkat terburuk mereka. WTI, misalnya, turun lebih dari 30 persen berakhir di $38.10 per barel, sementara Brent menurun lebih dari 36 persen menjadi $37.90 per barel. Meskipun penurunan harga, Pertamina Presiden Direktur Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa itu berhasil menjaga kepala di atas air, didukung oleh banyak sekali langkah-langkah efisiensi dan likuidasi berkelanjutan unit Pertamina Energi Trading Ltd (Petral).
Ia mengklaim bahwa langkah-langkah yang telah membantu perusahaan menyelamatkan profitabilitas, meninggalkan bottom line nya Rp 1,42 milyar, sekitar tingkat yang sama tercatat pada tahun 2014. "Pertamina tampak menyerupai sebuah anomali antara perusahaan lain yang sepertinya mempunyai pengalaman slowdowns dua digit. Pertamina penurunan ini hanya sedikit,"katanya, menambahkan bahwa itu bisa mempertahankan jumlah pekerja yang juga.
Data yang disediakan oleh Pertamina menyampaikan bahwa beberapa raksasa lainnya minyak dan gas mengalami dramatis penurunan keuntungan higienis mereka. Laba higienis Royal Shell Belanda menurunkan sampai 80 persen menjadi $3,8 miliar tahun lalu, sementara Chevron pada dasarnya turun 76 persen menjadi $4,6 miliar pada periode yang sama. Sementara itu, meskipun posting setetes dalam pendapatan, Pertamina ialah bisa meningkatkan produksi minyak dan gas tahun lalu.
Produksi minyak mentah naik 11 persen menjadi 606,700 barel minyak per hari (bopd) dan produksi gas meningkat 18 persen untuk 1,9 milyar standar kaki kubik per hari (bscfd). Ia juga berhasil meningkatkan produksi energi geothermal dengan 8 persen, menambahkan setara 3,056.82 gigawatt jam listrik. Berkat produksi lebih tinggi, Pertamina berakhir 2015 dengan 3,898 ribu barel setara minyak penggantian cadangan minyak dan gas.
Kenaikan produksi hulu ialah buah dari keputusan untuk mengalokasikan sebagian besar yang belanja modal untuk sektor hulu. "Kami berhasil meningkatkan produksi bahkan dengan harga minyak rendah," Pertamina Hulu sutradara menyampaikan Syamsu Alam. Peningkatan produksi Pertamina ialah benar-benar baik informasi untuk negara menyerupai itu mengantisipasi peningkatan seruan minyak untuk bopd 1,6 juta tahun ini.
Streak beruntung terus dengan memasukkan 2016 dengan produksi yang lebih tinggi. Selama kuartal pertama tahun ini, produksi minyak sebesar 306,250 bopd, peningkatan tahunan 14.5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015. Bagian dari sosok berasal dari produksi di luar negeri di Irak, Aljazair dan Malaysia. Pada ketika yang sama, produksi gas meningkat juga, 22.2 persen setiap tahun untuk 1,98 bscfd.
Sementara itu, energi dan Mineral sumber daya Menteri Sudirman menyampaikan bertemu dengan Menteri minyak Iran Bijan N. Zangeneh pada Selasa sebagai tindak lanjut perjanjian antara Pertamina dan nasional Iran minyak perusahaan (NIOC). NIOC telah oke untuk memasok 88,000 ton elpiji dari Iran ke Indonesia awal tahun ini dan angka akan secara sedikit demi sedikit meningkatkan 500.000 ton 2017. Sudirman menambahkan bahwa Iran juga telah menyatakan minat dalam berinvestasi lebih dalam sektor kilang Indonesia.
Lihat juga produk terbaru Agen BandarQ
Comments
Post a Comment